Jakarta - PT Kereta Api Indonesia mengandangkan 2 rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) ekonomi dari Bogor dan Bekasi. “Sering mogok, jadi kami lakukan perawatan,” kata Juru Bicara PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 1 Jabodetabek, Mateta Rijalulhaq, Sabtu, 9 Juni 2012.
Menurut dia, 2 rangkaian KRL ekonomi itu akan digantikan dengan 2 rangkaian KRL AC Commuter Line. “Karena KRL ekonomi tidak ada cadangannya,” katanya. Tidak ada penyesuaian tarif terkait penggantian jenis kereta itu. “Karena pakai Kereta Commuter tarifnya beda, pelayanannya juga beda,” kata Mateta. Tarif yang harus dibayarkan masyarakat untuk menggunakan KRL ekonomi, sebesar Rp 2 ribu. sedangkan untuk menggunakan KRL Commuter Line sebesar Rp 7 ribu.
Yang jelas, kata dia, sebanyak 20 perjalanan yang sebelumnya dilayani oleh KRL ekonomi dari Bogor dan Bekasi itu digantikan dengan perjalanan dengan KRL AC Commuter Line. “Belum tahu sampai kapan (perawatan berlangsung). Tapi KRL ekonomi akan ditarik dari pengoperasian secara bertahap,” katanya. Saat ini ada 12 rangkaian KRL ekonomi dan 24 rangkaian KRL AC Commuter Line yang melayani 531 perjalanan di Jabodetabek.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Kereta Commuter Jabodetabek, Makmur Syaheran mengatakan KRL Ekonomi yang ditarik memang memiliki catatan sering mogok. “Terakhir mogok di stasiun Tanjung Barat Kamis lalu (7 Juni 2012),” katanya. Gangguan itu terjadi pada pukul 06.10, dan kereta baru bisa ditarik dari jalur 90 menit kemudian. “Seluruh perjalanan dari Bogor dan Depok mengalami keterlambatan,” katanya.
Untuk menghindari kejadian serupa, dua rangkaian kereta itu ditarik. “Semaksimal mungkin kami rawat, tapi penumpang harus terlayani makanya kami gantikan dengan KRL AC,” katanya. Makmur menjelaskan seluruh rangkaian kereta telah lulus uji sertifikasi dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. “KRL itu dibilang laik jalan, ya laik. Tapi tidak layak jalan,” kata Makmur.
Sumber : TEMPO.CO
0 comments:
Post a Comment