Washington - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat Hillary Clinton mengecam pembantaian warga sipil yang terjadi di Hama, Suriah yang disebutnya sebagai kekerasan yang disponsori rezim. Mantan ibu negara AS itu pun mencetuskan Presiden Suriah Bashar al-Assad harus mundur.
"Assad harus menyerahkan kekuasaan dan meninggalkan Suriah," kata Hillary seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (7/6/2012).
Hal tersebut disampaikan Hillary usai pembahasan strategi dengan negara-negara Barat dan Arab mengenai bagaimana meningkatkan tekanan terhadap rezim Suriah dan mengupayakan perubahan politik.
Diakui istri mantan presiden AS Bill Clinton itu, pemerintah AS belum berhasil mengupayakan aksi internasional yang akan berdampak pada Assad.
"Kita harus menekankan kesatuan kita, kita harus mengirimkan pesan jelas kepada negara-negara lain yang belum bekerja sama dengan kita, atau bahkan yang aktif mendukung rezim Assad, bahwa tak ada masa depan dalam hal itu," tegas Hillary.
Sebelumnya, kelompok oposisi Dewan Nasional Suriah (SNC) menuding pasukan yang setia pada Presiden Assad "membantai" sekitar 100 orang di Al-Kubeir pada Rabu, 6 Juni waktu setempat. Di antara korban tewas tersebut termasuk 20 wanita dan 20 anak-anak. Pemerintah Assad membantah tuduhan mendalangi pembantaian tersebut seraya menyebutnya sebagai ulah para teroris.
Pada 23 dan 24 Mei lalu, pembantaian warga sipil juga terjadi di Kota Houla dan menewaskan sekitar 108 orang, termasuk puluhan wanita dan anak-anak. Dewan Keamanan PBB telah mengecam pemerintah Suriah atas pembantaian tersebut. Namun rezim Assad membantah keterlibatan dalam peristiwa tersebut.
Sumber : detik.com
0 comments:
Post a Comment