Seoul - Sikap saling tuding antara otoritas Korea Selatan (Korsel) dengan Korea Utara (Korut) nampaknya tak akan pernah berakhir. Kali ini, komandan militer Korsel menuding Korut telah melakukan pelatihan khusus bagi para peretas (hacker) untuk mencuri data-data rahasia militer mereka.
"Korut berusaha mencuri data-data rahasia militer dan mencoba mengacaukan sistem informasi pertahanan kita dengan menggunakan para ahli yang dilatih khusus untuk meretas jaringan informasi militer kita," tuding Komandan Keamanan dan Pertahanan Militer Korsel, Bae Deuk-Shik, dalam sebuah diskusi soal keamanan, seperti dilansir oleh AFP, Kamis (7/6/2012).
Menurut Bae, Korut berniat untuk menimbulkan gangguan dahsyat bagi publik Korsel. "Untuk menciptakan gangguan sosial dengan melumpuhkan infrastruktur inti kita melalui teror dunia maya, karena dengan begitu akan mampu menimbulkan kerusakan besar dalam waktu yang singkat," terangnya.
Pernyataan Bae ini diperkuat oleh penjelasan Profesor Lee Dong-Hun dari Korea University dalam diskusi yang sama. Menurut Lee, Korut secara khusus mempersiapkan unit khusus yang terdiri dari 3 ribu peretas, di bawah kendali langsung pemimpin baru Korut, Kim Jong-Un.
"Korut merupakan negara terkuat ketiga di dunia dalam perang dunia maya, setelah Rusia dan Amerika Serikat," terang Lee.
Sejarah saling tuding soal peretasan informasi rahasia antara Korsel dan Korut cukup banyak. Sebelumnya, Korsel menuding Korut melakukan serangan dunia maya pada jaringan milik pemerintah dan institusi keuangannya pada Juli 2009 dan Maret 2011. Korut dituding sengaja melumpuhkan sistem jaringan milik salah satu bank terbesar di Seoul pada Mei 2011 lalu.
Kemudian, Korut juga dianggap bertanggung jawab atas matinya sistem transmisi sinyal pada GPS (global positioning systems) di Korsel. Di mana pada 28 April hingga 13 Mei lalu, ratusan pesawat dan kapal komersial tidak bisa beroperasi karena sistem GPS mereka terganggu.
Sumber : detik.com
0 comments:
Post a Comment