Your Ad Here

Tuesday, June 12, 2012

Nilai Siswa Miskin di Bawah Siswa Umum

SEMARANG - Nilai siswa miskin pada pengumuman penerimaan peserta didik (PPD) rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) tes tahap pertama, Selasa (12/6), ternyata posisinya jauh di bawah siswa umum. Meski demikian siswa miskin yang jumlahnya kurang dari 20% itu tetap lolos di tahap selanjutnya pada seleksi tersebut.

Berdasarkan hasil pengumuman tes tahap pertama di SMP 2 Semarang, dari 35 siswa miskin yang mengikuti seleksi terdapat 16 siswa yang nilai akumulasi tesnya di bawah 30,00. Sedangkan sisanya, nilai tesnya berada di atas angka tersebut. Bahkan setelah dirangking, nilai terendah siswa miskin 22,00 sedangkan tertinggi 37,35. Kondisi ini jauh berbeda dengan perolehan hasil tes siswa umum yang diketahui untuk nilai tertinggi 49,35 dan terendah 37,85.

Nilai tersebut berasal dari nilai lima mata pelajaran yang diujikan, meliputi Matematika, Pengetahuan Umum, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan IPA ditambah dengan perolehan nilai kemaslahatan, nilai lingkungan dan nilai prestasi.

Kepala SMP 2 Semarang Sutomo mengatakan, walau demikian mereka tetap diterima pada tes tahap pertama ini. Sebab, pada seleksi administrasi dan akademik mereka telah memenuhi syarat. "Selain itu, jumlah mereka juga di bawah 20%, jadi otomatis lolos ke tahap selanjutnya dan berhak mengikuti tes tahap dua pada 18-20 Juni mendatang," ungkapnya saat ditemui, Selasa (12/6).

Pada pengumuman tes tahap pertama ini, dari 692 peserta mengikuti hanya 281 calon siswa yang lolos ke tes tahap kedua. Sedangkan, 411 orang dinyatakan gugur. Dari jumlah 125% siswa yang diterima terdapat 35 siswa miskin di SMP 2 Semarang. Tidak hanya di SMP 2 yang meloloskan seluruh siswa miskin pada proses seleksi PPD RSBI.

Di SMP 21 Semarang pun sebanyak 11 calon siswa dari kalangan tidak mampu juga diterima semua pada pengumuman tes tahap pertama itu. "Dari 208 yang diterima di tes tahap pertama, 11 di antaranya siswa miskin," ungkap Kepala SMP 21 Semarang, Suyadi.

Pada satuan pendidikan lain, jumlah siswa miskin yang diterima di SMP 5 Semarang sebanyak 23 orang dari 293 siswa yang diterima pada tes tahap pertama. Jumlah itu belum memenuhi kuota 20 persen, namun semua siswa miskin yang mendaftar diloloskan, termasuk dengan nilai di bawah standar SMP 5 Semarang.

Berdasarkan hasil tersebut, seharusnya dapat dijadikan evaluasi oleh pemerintah. Ketua Komite Pendidikan Anti Korupsi (KPAK) Semarang, Wirawan mengatakan, evaluasi yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki perwal PPD untuk tahun berikutnya.

Sumber : suaramerdeka.com

0 comments:

Post a Comment