Your Ad Here

Saturday, June 16, 2012

Investigasi DPT di Cipinang: Orang Meninggal Masih Terdaftar

Investigasi DPT di Cipinang: Orang Meninggal Masih Terdaftar
JAKARTA-- mendapatkan data dari tim kampanye Jokowi-Basuki (Ahok). Mereka menyisir data DPT yang telah ditetapkan KPU DKI Jakarta pada tanggal 2 Juni 2012. Data tersebut diberi judul Kejanggalan Daftar Pemilih Tetap.

Dari data tersebut, menelusuri adanya data bermasalah di kawasan Cipinang Lontar, Jakarta Timur.
Di daerah Cipinang Lontar terdapat NIK berbeda dengan nama yang sama yaitu Sugiyanti dengan NIK pertama 3175034201640010 dan kedua 3175035101640004.

Namun identitas lainnya yakni bertempat tinggal di Cipinang lontar RW 006/009 kelahiran Solo tetapi dengan tanggal kelahiran yang berbeda yakni 11 Januari 1964 dan 2 Januari 1964.

bertemu dengan Ketua RT 09 Rosadi. Nama Sugiyanti diwilayahnya berjumlah dua orang. Pertama adalah Sugiyanti yang lahir di Klaten yang lahir pada 28 Februari 1980.

"Sugiyanti itu dulu punya KTP sini lalu kawin dengan suaminya di Klender. Terus ada musibah kemudian kembali lagi ke sini dan ikut kartu keluarga ibunya," kata Rosadi.

Sementara Sugiyanti lainnya memang terdata dua kali dengan data valid yakni kelahiran Solo 11 Januari 1964 dengan NIK 3175035101640004.

Rosadi mengatakan bahwa data tersebut sudah direvisi dan diserahkan kepada petugas PPS (Panitia Pemungutasn Suara) PPS yang kemudian dilanjutkan kepada Dinas Dukcapil. Namun entah mengapa data tersebut ketika kembali ke tangannya tetap seperti sempula tanpa revisi.

"Data sudah direvisi, kembali lagi seperti awalnya. Padahal sudah saya beriketerangan besar-besar yang direvisi," imbuhnya.

Data bermasalah lainnya ditemukan di RT yang sama yakni NIK 3175036111910002 dengan nama Achmad Syuja Wijaya kelahiran Jakarta 21 November 1991 berjenis kelamin perempuan.

Data tersebut sama dengan warga Cipinang Lontar RW 006 RT 013 dengan NIK 3175032111910007 kelahiran Jakarta 21 November 1991 namun berjenis kelamin pria.

Ketika memnyambangi kediaman Achmad di RT 09, ternyata sang pemilik identitas berjenis kelamin pria. Ia mengakui bahwa petugas kelurahan salah memasukan jenis kelamin dalam data KTP. "Saya juga malu sama teman-teman kalau lihat KTP saya," ujar Achmad.

Rosadi mengatakan pendataan pemilih ini membingungkan pihaknya karena kesalahan serupa selalu terulang.

Ia menuturkan ada seorang warganya yang telah meninggal 12 tahun yang lalu, namun selalu muncul saat pendataan pemilih, padahal surat kematian telah diserahkan ke kelurahan beberapa saat setelah warga itu wafat.

"Saat lalu nama itu muncul lagi, saya langsung coret. Di Pemilu Legislatif 2009 lalu muncul lagi nama itu, saya coret lagi, dan di pilkada sekarang muncul lagi," katanya
Ayah Achmad, H. Mamat Kabul mengakui bila ia beserta keluarganya sempat tinggal di RT 13. Namun semenjak tahun 2005, mereka pindah ke RT 09. Kartu keluarga mereka pun telah diperbarui.

"Jadi Achmad yang di RT 13 itu ya anak saya juga. Tapi saya tidak tahu kok bisa ada namanya disana. Kan saya sekeluarga dari tahun 2005 sudah pinda kesini dan mengganti KK serta identitas untuk alamat disini," ujar Mamat.

Sumber : TRIBUNNEWS.COM

0 comments:

Post a Comment