Your Ad Here

Thursday, June 14, 2012

Demi Kemanusiaan, Biaya Masuk Fakultas Kedokteran Harus Paling Murah

Jakarta Ratusan juta rupiah untuk menjadi mahasiswa fakultas kedokteran di perguruan tinggi negeri di Indonesia bukanlah kabar baru. Namun, hal ini menjadi perhatian karena UU Badan Hukum Pendidikan telah dicabut.

"Saya kira pemerintah harus mengambil lebih banyak tindakan dan perhatian," kata pengamat pendidikan, Darmaningtyas, Jumat (15/6/2012).

Darmaningtyas menjelaskan fakultas kedokteran seharusnya menjadi fakultas termurah di Indonesia. Pertimbangannya adalah demi kemanusiaan dan pelayanan profesi dokter itu sendiri.

"Seharusnya fakultas kedokteran tidak menjadi fakultas termahal, tapi termurah. Kedokteran untuk kemanusiaan, jadi diharapkan jadi dokter harus untuk pelayanan," harap Darmaningtyas.

Darmaningtyas menyangsikan Universitas Jenderal Soedirman yang mengklaim biaya masuk fakultas kedokterannya Rp. 0. Ia menduga biaya yang bisa disebut gratis tersebut hanya untuk satu hingga dua calon mahasiswa.

"Yang Rp. 0 itu berapa persen? Dari mahasiswa kalau dari satu atau dua orang bisa saja," ujar Darmaningtyas.

Pria yang berasal dari Yogyakarta ini juga mengkhawatirkan mahalnya biaya fakultas kedokteran di Indonesia. Biaya yang mahal tidak menentukan kapasitas kemampuan para calon dokter.

"Bahayanya yang diterima fakultas kedokteran adalah orang-orang yang tidak punya kapasitas. Malah ke depan bisa terjadi malpraktek," imbuh Darmaningtyas.

Pada berita sebelumnya, Universitas Jenderal Soedirman mengklaim uang masuk Rp 0 untuk fakultas kedokteran dan fakultas lainnya. Berikut kebijakan kampus lain dalam menarik uang masuk kuliah seperti tercatat:

1. Universitas Diponegoro (Undip), Semarang
Untuk jalur mandiri FK, dana sumbangan pengembangan manajemen pendidikan (SPMP) mencapai Rp 125 juta. Sementara, Sumbangan Pengembangan Intitusi (SPI) Rp 5 juta, Praktikum Responsi dan Kegiatan Perkuliahan (PRKP) dan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) masing-masing Rp 2 juta.

2. Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta
Mahasiswa Ilmu Kedokteran yang orang tuanya memiliki pendapatan kurang dari atau sama dengan Rp 1 juta dibebaskan membayar Sumbangan Peningkatan Mutu Akademik (SPMA). Mahasiswa yang penghasilan orang tuanya antara Rp 1 juta hingga Rp 2,5 juta maka diwajibkan membayar Rp 10 juta. Lalu mahasiswa yang orang tuanya berpenghasilan Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta harus membayar SPMA sebesar Rp 15 juta.

Sedangkan mahasiswa yang orang tuanya memiliki pendapatan antara Rp 5 juta hingga Rp 7,5 juta maka harus membayar SPMA sebesar 20 juta. Bagi yang orang tuanya sangat mampu, ditandai dengan penghasilan lebih dari Rp 7,5 juta maka harus membayar SPMA Rp 100 juta.

3. Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar
Unhas menawarkan beragam jalur masuk ke jurusan favorit di FK . Mulai dari jalur SNMPTN, undangan, hingga non-subsidi. Biayanya juga beragam, dari Rp 600 ribu per semester hingga Rp 125 juta.

4. Institut Teknologi Bandung (ITB)
ITB tidak membuka lagi jalur mandiri atau kelas khusus. 100 Persen mahasiswa dan mahasiswi ITB direkrut dari jalur SNMPTN. Setelah lulus tes, mereka akan dimintai kesanggupan membayar Rp 55 juta, tetapi bagi mahasiswa tidak mampu bisa mendapat subsidi 100 persen.

5. Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat
UI mematok uang pangkal bagi FK sebesar Rp 25 juta dengan uang semester maksimal Rp 7,5 juta.

6. Universitas Riau
Selain Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), kampus Universitas Riau membuka jalur mandiri. Khusus FK, setiap calon mahasiswa diwajibkan membayar Rp 125 juta.

Sumber : detikcom

0 comments:

Post a Comment