SEMARANG - Anggaran pemilihan gubernur (pilgub) Jateng 2013 disunat hampir Rp 300 miliar oleh gubernur. Akibatnya pilgub yang digelar bersama dengan pemilihan bupati Temanggung dan Kudus itu dikhawatirkan tidak berkualitas.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jateng M Fajar Saka mengatakan, pihaknya mengajukan anggaran berdasarkan rincian kegiatan dan kebutuhan. Jika dana dikurangi, otomatis ada pos-pos tertentu yang diketatkan atau malah dihilangkan sama sekali. "Padahal semuanya menginginkan pilgub ini tidak hanya berjalan lancar tetapi juga berkualitas," katanya, ditemui di Kantor KPUD Jateng, Selasa (12/6).
Menurutnya, jika biaya pilgub 2008 saja sudah Rp 600 miliar, maka sudah sewajarnya pilgub 2013 lebih mahal. Selain adanya kenaikan harga, jumlah pemilih juga diperkirakan naik. Jika pilgub lalu diikuti 25 juta pemilih, maka pilgub 2013 diprediksi menghadirkan 28 juta pemilih atau naik 3 juta orang.
Pilgub 2013 lebih mahal dari 2008 juga karena sekarang calon perseorangan sudah boleh berpartisipasi. "Dengan perhitungan itu, usulan kami yang Rp 907 miliar itu masih sangat wajar," katanya.
Sampai saat ini, Fajar bahkan belum mendapatkan pemberitahuan resmi putusan anggaran dan rinciannnya dari pemprov. Fajar meminta rincian itu sesegera mungkin diberikan, sebab pihaknya harus melakukan rasionalisasi anggaran sesuai dana yang tersedia. Rasionalisasi itu juga tidak mudah.
Sebab jika satu mata anggaran kegiatan dikurangi maka akan mempengaruhi kualitas kegiatan yang lain. Pada tahap awal ini yang menjadi perhatian besar ialah pemutakhiran data pemilih. Belajar dari ruwetnya data pemilih di Pilgub DKI, menjadikan Fajar bertekad untuk menciptakan sistem pemutakhiran data data yang komprehensif dan akurat.
"Namun dengan pengetatan anggaran ini ya kita mesti mencari sistem lain yang murah tapi tetap akurat," katanya.
Sumber : suaramerdeka.com
0 comments:
Post a Comment