DELHI — Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, mengatakan, Washington akan tetap menggunakan pesawat pengintai di Pakistan, dua hari setelah rudal dilaporkan menewaskan anggota Al Qaeda, Abu Yahya Al Libi.
Panetta mengatakan dalam kunjungannya ke Delhi, India, bahwa Amerika Serikat akan tetap mempertahankan diri.
Hari Selasa (5/6/2012), Pakistan memanggil wakil duta besar Amerika untuk mengulangi seruan bahwa mereka sangat khawatir tentang serangan pesawat pengintai tak berawak. Namun, dalam dua minggu terakhir terjadi delapan kali serangan pesawat tak berawak Amerika walaupun Islamabad menuntut dihentikan.
Pakistan mengatakan, serangan pesawat itu memicu sentimen anti-Amerika dengan korban sipil dan militan. Tetapi, Amerika menekankan bahwa serangan itu efektif.
"Kedaulatan kami"
Para pejabat Amerika mengatakan, Abu Yahya Al Libi meninggal dalam serangan dua peluru kendali ke tempat yang dicurigai sebagai markas militan Senin di Hesokhel, satu desa di utara kawasan kesukuan Waziristan. Paling tidak 14 orang lainnya meninggal selain Libi.
Gedung Putih mengatakan, kematian Libi merupakan pukulan besar bagi Al Qaeda karena ia memegang peranan penting dalam operasi menentang Barat dan menjadi orang nomor dua bagi organisasi itu setelah Ayman Al Zawahiri yang menggantikan Osama Bin Laden setelah Osama tewas tahun lalu.
"Tidak ada seorang pun yang dapat menggantikan kemampuannya," kata salah seorang pejabat.
Panetta mengatakan, Amerika akan tetap menggunakan pesawat pengintai dan mengesampingkan keluhan Pakistan tentang pelanggaran kedaulatan. "Kami telah menekankan bahwa kami akan tetap mempertahankan diri. Ini juga menyangkut kedaulatan kami," tambahnya.
Panetta mengatakan, para pemimpin Al Qaeda yang mengorganisasi serangan 11 September 2001 ditemukan di kawasan kesukuan Pakistan yang berbatasan dengan Afganistan. Panetta juga mengatakan, serangan pesawat pengintai itu membantu melindungi warga Pakistan, yang menjadi sasaran Al Qaeda dan sekutunya.
Menteri Pertahanan Amerika ini juga mengatakan, Washington dan India perlu "tetap berhubungan dengan Pakistan, dengan mengatasi perbedaan—yang terkadang cukup besar—untuk menjadikan Asia Selatan aman dan sejahtera."
Sumber : KOMPAS.com
0 comments:
Post a Comment