Dua orang anggota Komnas HAM Ridha saleh dan Sriyana, Rabu (30/5/2012) mendatangi keluarga TKI koerban penembakan di Malaysia di Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur. |
MATARAM — Keluarga tiga tenaga kerja Indonesia yang menjadi korban penembakan di Malaysia menyurati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini mereka lakukan karena merasa dipermainkan saat meminta hasil resmi otopsi yang dilakukan Polda Nusa Tenggara Barat atas ketiga jenazah korban.
Nurmawi, kakak kandung almarhum Mad Noor, salah seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) korban penembakan, mengaku sudah meminta hasil otopsi secara langsung ke Polda NTB, tetapi polisi menyatakan hasil otopsi itu adalah kewenangan Menteri Luar Negeri. Saat ditagih kepada Kementerian Luar Negeri, mereka justru disarankan untuk mencari tahu hasil otopsi itu ke kepolisian.
”Kami jadi bingung, mana yang harus kami ikuti. Kami akhirnya memutuskan untuk bersurat kepada Presiden agar kasus ini segera diusut tuntas,” kata Nurmawi.
Nurmawi menambahkan, dalam surat kepada Presiden yang telah dikirim pada Senin (28/5/2012) itu, mereka meminta agar nama baik keluarga dipulihkan dari tuduhan perampokan yang benar-benar tidak bisa mereka terima.
Kepada Komnas HAM yang mendatangi keluarga, Rabu (30/5/2012) siang, keluarga juga kembali melaporkan keluhan soal hasil otopsi tersebut. Komnas HAM pun mengaku belum juga menerima hasil otopsi tersebut meskipun diketahui bahwa pelaksanaan otopsi pada 25-26 April lalu adalah atas permintaan keluarga.
”Kami secepatnya akan segera menanyakan hal ini kepada Kapolri dan Menlu agar keluarga bisa memperoleh hasil otopsi yang menjadi hak mereka,” kata Ridha Saleh, dari Komnas HAM.
Sumber : KOMPAS.com
0 comments:
Post a Comment