KUDUS - Keberadaan rokok keretek sebagai sebuah warisan baik dari sisi budaya maupun ekonomi perlu dipertahankan dan dipertegas keberadaannya. Salah satu dasarnya, produk tersebut asli buatan Indonesia, dan hingga saat sekarang masih menjadi sumber penghidupan.
Direktur Produksi PT Djarum Budi Santoso mengemukakan, banyak hal yang dapat dilakukan untuk dapat mempertahankan rokok keretek. Salah satunya, melalui pembuatan kebijakan yang lebih ''bersahabat'' terhadap produk tersebut. "Melalui kebijakan itu, produk akan dapat berkembang," imbuhnya.
Selain dapat berkembang dan menghidupi berbagai komponen masyarakat di dalamnya, produk rokok keretek diupayakan untuk dapat tetap menjadi milik Indonesia. Budi menyebut saat sekarang sudah banyak pemodal asing yang menginvestasikan dananya ke industri rokok dalam negeri.
Di era globalisasi, hal seperti itu dinilai sebagai sesuatu yang wajar. Hal yang paling penting dilakukan yakni tetap menjaga agar rokok keretek tidak jatuh ke tangan mereka.
Budi menilai selain menjadi potensi nasional, keberadaan rokok keretek juga memberikan kontribusi yang tidak sedikit kepada negara melalui pemasukan cukai. Hal yang paling penting, yakni beberapa willayah khususnya Kabupaten Kudus, hingga saat sekarang masih mengandalkannya sebagai sumber pendapatan utama.
Hanya saja, saat disinggung soal kebijakan soal rokok yang dinilai banyak kalangan sering merugikan pelaku usaha termasuk produsen rokok keretek, dia enggan berkomentar lebih banyak. Bila sudah menjadi kebijakan, pihaknya tetap akan mematuhinya. "Silahkan disimpulkan sendiri," ujarnya.
Terpisah, Menteri Perindustrian Muhammad Suleman Hidayat saat kunjungannya di Kudus, Selasa (5/6) lalu, menyatakan soal rokok keretek sebagai heritage, dia menyatakan produk tersebut hanya sebagai produk khas Indonesia. Untuk mencapai tahapan tersebut, tidak hanya didasarkan atas aspek komersial saja tetapi juga menyangkut persoalan budaya.
Sumber : suaramerdeka.com
0 comments:
Post a Comment