Ketika Jaksa Kota Cremona Roberto Di Martino mengumumkan penangkapan beberapa pemain sepakbola karena tersangkut kasus judi bola akhir tahun lalu, banyak pihak terkejut. Pasalnya nama beken seperti Cristiano Doni rupanya ikut dicokok polisi.
Nasib Doni bagaikan jatuh tertimpa tangga. Di awal 2011 Federasi Sepakbola Italia (FIGC) sudah memberi sanksi bermain bola selama tiga setengah tahun. Dia sudah dicurigai terlibat pengaturan skor, seperti dilansir BBC (19/12/2011).
Upaya hukum Di Martino menguatkan dakwaan FIGC. Saat Seri B (kasta kedua liga italia) musim 2010/2011 berjalan, Doni terbukti mengupayakan agar Atalanta, klub yang dia bela 13 tahun, mendapat penalti. Tindakan tercela itu pesanan bandar judi Internet asal Singapura bernama Tan Seet Eng.
Penggemar sepakbola Italia pasti mengenal Doni. Pemain 37 tahun ini pernah menjadi salah satu predator gol paling berbahaya di Negeri Pizza itu. Dia membobol gawang lawan sebanyak 103 kali selama membela Atalanta.
Penggemar pun mengenal dia sebagai pemain disiplin dan pekerja keras. Tak heran, banyak orang terkejut saat FIGC dan jaksa mengumumkan dia jadi antek bandar judi Singapura dalam rangkaian pengaturan skor yang disebut Scommessopoli.
Seperti kisah tragis Doni, sepakbola Italia berduka musim ini gara-gara judi bola. Kantor berita Italia ANSA melaporkan akhir bulan lalu, kapten Lazio, Stefano Mauri dan gelandang Padova, Omar Milanetto, kemudian disusul bek Zenit St. Petersburg, Domenico Criscito, telah digiring oleh kepolisian Italia.
Ke-19-an orang tersebut diduga terlibat secara langsung dalam sejumlah pengaturan skor di laga Serie A, Serie B dan divisi Lega Pro pada musim lalu. Bahkan, pelatih Juventus Antonio Conte ikut dimintai keterangan akhir pekan lalu.
Belum diketahui apakah deretan tersangka masih bertambah. Meski demikian, bisa dipastikan mafia Singapura telah mengacak-acak salah satu raksasa sepakbola Eropa.
Sumber : merdeka.com
0 comments:
Post a Comment